Minggu, 10 Mei 2015

YUK… KURANGI KONSUMSI GARAM


Hampir setiap menu masakan yang kita temui terkandung garam di dalamnya. Garam sendiri adalah suatu mineral yang terdiri dari 40 persen natrium dan 60 persen klorida. Garam penting bagi tubuh, namun jangan mengkonsumsinya secara berlebihan ya...

Ion natrium klorida dibutuhkan oleh tubuh, dalam jumlah kecil, untuk mengatur kandungan air di dalamnya. Natrium tidak hanya dibutuhkan untuk membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, tetapi juga untuk membantu dalam transmisi impuls saraf ke otak. Selain itu, natrium, juga berperan dalam kontraksi dan relaksasi otot kita.

Sebenarnya, tubuh hanya membutuhkan kurang dari tujuh gram garam dapur sehari atau setara dengan 3.000 mg sodium. Namun, menu harian kita memberi berkali-kali lipat dari yang dibutuhkan. Selain meninggikan tekanan darah, kerja ginjal jadi jauh lebih berat untuk membuangnya.

Jenis makanan yang banyak mengandung sodium, antara lain, soda kue, bubuk soda sebagal pengawet, obat pencahar (laxative), menu yang dipanggang, keju, makanan kaleng dan laut (seafood), serta padi-padian (cereals). Walau tidak terasa asin, daging sapi, roti jagung, dan keripik kentang juga kaya unsur sodium. Demikian pula kebanyakan menu harian orang Eskimo, Dayak dan Indian yang tidak asin namun tubuh tidak akan kekurangan sodium.

Bagi yang pantang garam, juga perlu menjauhi jenis sumber sodium tinggi ini. Jenis makanan yang rendah sodium, antara lain, buah dan sayur-mayur segar, daging dan unggas segar, jenis cereals dan gandum yang dimasak.

Namun, penggunaan garam berlebih dapat meningkatkan jumlah sodium di dalam tubuh dan hal ini dapat memberikan efek yang serius untuk kesehatan. Bukan cuma darah tinggi, orang yang mengidap penyakit jantung dan tungkainya bengkak, perlu membatasi asupan sodium juga. Begitu juga jika mengidap penyakit ginjal, keracunan kehamilan (toxemia gravidarum), dan gangguan hati. Termasuk mereka yang sedang menjalani terapi dengan obat golongan corticosteroid (pasien asam kena penyakit autoimmune, kulit, ginjal nephritic syndrome).

Selain itu, banyak gangguan yang meninggikan kadar sodium dalam darah (hypernatremia), seperti pada penyakit diabetes insipidus (kencing terus), gagal ginjal menahun, kelebihan zat kapur (hypercalcemia), atau kekurangan kalium (hypokalemia), termasuk jika tubuh kehilangan cairan seperti pada banyak berkeringat, diare, dan penyakit kurang minum (gangguan rasa haus).

Namun, jangan pula kekurangan ya, karena bisa berbahaya juga. Kekurangan sodium dan chlor secara drastis bisa menjadi beban lain bagi ginjal, dengan gejala pembengkakan (oedema) juga. Kaki bengkak lantaran penyakit jantung, hati, atau ginjal, berbeda dengan bengkak sebab kekurangan sodium.

Dirangkum dari berbagai sumber di Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar